Ijo Lele, Cita Rasa Warung Tenda Sebenarnya


Bintan Centre adalah kawasan pusat perekonomian di Ibu Kota Provinsi Kepri, Tanjungpinang. Di area ini, khususnya malam hari, sangat mudah menemukan warung tenda yang menyajikan berbagai kuliner pilihan. Hampir semua sudut Bintan Centre adalah kuliner di depan mata. Salah satunya Ijo Lele.

Jangan lihat tendanya, rasakan masakannya. Fotoku dhewe.
Bagi penggemar ayam dan lele goreng, tentu tak ketinggalan "pendampingnya" yakni tahu dan tempe, warung tenda ini pasti menjadi referensi di Bintan Centre. Salah satu keberanian Ijo Lele yang ditawarkan kepada penggemar kuliner adalah ukuran ayam potongnya juga lele. Tenang saja, kalau lelenya kecil Anda mendapatkan dua ekor. Ukuran tentu bukan menjadi hal utama bagi penggemar kuliner.

"Sambalnya itu yang terasa pas di lidah," tutur Surya, yang kemarin malam berbincang dengan jajanantanjungpinang. Berkat tangan dingin tukang pasangnya, tak mengherankan jika sebelum pukul 22.00 ayam dan lele Ijo Lele habis. Dan itu bukan sekali dua kali.

Mari dipilih ayamnya, dada, paha, atau bagian mana? F-dhewe
"Kalau Jumat malam dan Sabtu malam, jangan datang malam-malam. Sabtu kan pegawai libur, minggu semua libur. Biasanya semua kursi tak tersisa," kata Ira, penggemar ayam goreng yang menghindari kedua malam itu jika datang ke Ijo Lele.

Tempat makannya hanyalah warung tenda yang tak terlalu besar. Menempati separo dari luas halaman Apotek Kimia Farma, Batu 9. Satu-satunya yang harus diperhatikan konsumen di Ijo Lele adalah tempat parkir. Jika datang terlambat, dipastikan Anda tidak menemukan tempat parkir di sekitar tenda. Namun tidak usah khawatir, ada tukang parkir resmi yang senantiasa memberikan arahan agar kendaraan Anda bisa parkir dengan aman.


Ramai selalu, selalu ramai. Fotoku dhewe.
Seperti kebanyakan warung tenda, di Ijo Lele konsumen juga lebih suka menyantap menu di tempat. Jarang yang dibawa pulang. Bersantap di Ijo Lele bisa melihat keramaian pusat kota. Namun lalulalang kendaraan dan manusia tak mengurangi kelezatan bersantap di Ijo Lele. Dengan nama besarnya, sejak beberapa bulan lalu Ijo Lele membuka satu gerai lagi di wilayah Ganet. Hal ini dilakukan lantaran permintaan konsumen. Dan kedua tempat ini sama sama bersinar.

Silakang datang ke Ijo Lele, hampiri kotak kaca tempat potongan daging ayam diletakkan. Anda harus memilih sendiri bagian mana yang akan dipilih. Lalu duduklah di kursi yang tersedia, nikmati saja penantian itu. Dan, sya la la, tak lama kemudian pesanan Anda akan diantar ke meja. Lebih mengasyikkan lagi jika menyantap sensasi ayam dan lele goreng di Ijo lele tidak sendiri. Dan memang itulah yang menjadi pemandangan biasa di sini.

Bersantap bersama, lebih lezat rasanya. Fotoku dhewe.
Ijo Lele seakan sudah menjadi ikon ayam dan lele goreng di Bintan Centre. Bukan hanya warga Tanjungpinang, warga Kijang dan daerah lain di Bintan pun secara berkala menyambangi tempat makan sederhana namun mengena rasanya di lidah ini. Dan untuk konsumennya, Ijo Lele berusaha untuk memberikan yang terbaik. Pelayanan, bumbu dan harga menjadi hal yang membuat Anda akan kangen untuk kembali ke Ijo Lele.

Satu yang harus Anda catat: selama bulan Ramadan, Ijo Lele akan tutup selama satu bulan penuh. Menurut pengelolanya, dengan sebelas bulan menemani warga dengan masakan andalan, rasanya tak berlebihan jika satu bulan di bulan suci digunakan untuk mengingat dan lebih dekat dengan Sang Khalik. Sebuah renungan yang bisa mengisi kebutuhan rohani. Begitulah cara Ijo Lele menjalani usahanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akau Bestari, Sup Ikan dan Kwetiaunya Penghapus Rindu

Nasi Lemak Kedai Kopi Amoy, Memang Asoy

Lontong Pakis Sambal Bilis Andalan Kedai Kopi Barokah